Thursday, November 14, 2013

Koin Emas Yang Ditemukan di Gampong Pande Banda Aceh Ternyata Dinar Sultan Turki

BANDA ACEH - Peneliti sejarah kebudayaan Islam, Taqiyuddin Muhammad menyatakan, di antara koin emas yang ditemukan warga Lampaseh di kawasan situs Gampong Pande, Banda Aceh, baru-baru ini, adalah koin emas atau dinar yang di cetak pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman bin Salim dari Dinasti Utsmaniyyah (Ottoman) di Turki.

"Pada sebelah muka dinar itu tertulis kalimat yang bunyinya : 'Sultan Sulaiman bin Sultan Salim Syah 'uzza nashruhu dhuriba fi Mishr sanah 927 (6?)'. Terjemahannya : 'Sultan Sulaiman bin Sultan Salim Syah-semoga dikuatkan kemenangannya-dicetak di Mesir pada tahun 927/6? [hijriah]'." Ujar Taqiyuddin kepada Misykah.com, kamis (14/11/2013).

Sultan Sulaiman atau lebih dikenal dengan Al-Qanuniy adalah penguasa ke-10 dari Dinasti Utsmaniyyah di Turki dan telah memerintah dalam masa yang lama sejak mangkatnya ayahnya Sultan Salim pada 926 H/1520 M sampai dengan wafatnya pada 974 H/1566 M.

"Masa pemerintahannya merupakan masa puncak kegemilangan Dinasti Utsmaniyyah. Angkatan lautnya di bawah komando Khairuddin Barbaros (Hayreddin Barbarossa) telah berhasil melakukan banyak gerakan penaklukan yang penting dalam sejarah Dinasti ini. Ujar Taqiyuddin Muhammad yang ahli epigrafi ini.

Dalam masa pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuniy di Turki, kata Taqiyuddin Muhammad, Aceh berada dalam pemerintahan Sultan 'Ala'uddin Ri'ayah Syah yang menjadi Sultan setelah ayahnya, Sultan 'Ali Mughayat Syah, mangkat pada 936 H/1530 M.

"Sebagaimana Al-Qanuniy, Ri'ayah Syah merupakan Sultan yang memerintah dalam masa yang lama pula, yaitu sampai dengan wafatnya 979 H/1572 M, dan masanya juga merupakan masa kegemilangan Aceh Darussalam. Adalah takdiq Yang Maha Kuasa semata, dunia Islam pada waktu itu di kuatkan oleh kehadiran kedua pemimpin umat ini, Al-Qanuniy di Barat dan Ri'ayah Syah di Timur," kata Taqiyuddin Muhammad.

Menurut Taqiyuddin, penemuan dinar Sultan Sulaiman Al-Qanuniy bersama-sama dirham bertuliskan 'Ala'uddin Ri'ayah Syah Malik Azh-Zhahir di Gampong Pande, baru-baru ini, menjadi bukti konkrit adanya hubungan yang sangat kuat antara kedua penguasa Dunia Islam ini.

"Keduanya ibarat dua bersaudara yang telah menyumbang banyak kebaikan bagi umat Islam dalam abad ke-16 itu," ujar Taqiyuddin Muhammad.

Taqiyuddin menyayangkan ketidakpedulian pemerintah terhadap warisan sejarah Kerajaan Aceh Darussalam, sehingga banyak tinggalan sejarah tersebut hilang dan diperjualbelikan.(Syah)

No comments: