Penembakan di Aceh Desember 2011 Silam Menjelang Pilkada Gub Aceh 2012. !!!
* Mayor Tembak Cagee dari Jarak 10 Meter
- Komentar Atas Konflik Intern Antar Sesama Kombatan GAM ?
JAKARTA - Kamaruddin alias Mayor mengaku menembak Saiful Cagee di Keude Matang Geulumpangdua, Peusangan, Bireuen beberapa waktu lalu menggunakan senjata jenis AK-56 dari jarak sekitar 10 meter dari korban. Pengakuan itu disampaikan Mayor saat menjadi saksi untuk terdawa Fikram alias Ayah Banta di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin (17/12).
Semula, kata Mayor, ia hanya mau menakut-nakuti Cagee dengan cara memberondong dinding ruko milik Cagee yang dijadikan warung kopi ‘Gurkha.’ “Tapi ternyata, Cagee ada di ruko itu dan ia langsung mendatangi saya untuk merebut senjata. Saat itulah saya melepaskan tembakan dan mengenai Cagee,” ungkap Mayor.
Disebutkan, Cagee adalah tim sukses Irwandi Yusuf dan sering juga menakut-nakuti masyarakat daerah itu. Pada peristiwa penembakan Cagee, menurut Mayor, dirirnya didampingi Dugok dan Ayah Darut.
Sedangkan pada peristiwa penembakan di Bedeng Aneuk Galong Titit, lanjut Mayor, dirinya didampingi Mansyur alias Mancuk.
Untuk melakukan serangkaian penembakan tersebut, Mayor mengaku merekrut Jamaluddin alias Dugok dan Mansyur alias Mancuk dan Ayah Darut. Mayor menyatakan menyesal karena aksi-aksi tersebut menelan korban jiwa. “Tidak ada rencana untuk membunuh orang, hanya untuk menakut-nakuti,” kata Mayor.
Menjawab pertanyaan Jaksa mengenai pemasangan bom pipa di Gureute, Mayor mengatakan ikut terlibat, tapi tidak ikut merakit bom. “Saya tidak tahu siapa yang membuat bom, karena setahu saya, bom sudah jadi saat dibawa dari Aceh Utara ke Geureute,” jelas Mayor. Sidang dilanjutkan Kamis pekan depan untuk mendengarkan saksi ahli dan saksi meringankan.(fik)
Pemilihan Sasaran Inisiatif Sendiri
PADA bagian lain, Mayor juga mengaku Fikram alias Ayah Banta memberikan tiga pucuk senjata laras panjang, terdiri dari dua jenis AK 56 dan satu M 16 kepadanya. “Ayah Banta menyerahkan senjata itu kepada saya di sebuah jalan di Blang Krueng, Aceh Utara,” kata Mayor saat menjawab pertanyaan JPU.
Senjata yang diserahkan Ayah Banta itu, kata Mayor, dimaksudkan untuk menembak Irwandi Yusuf yang ketika itu menjabat gubernur Aceh. Tapi, ternyata dugaan Mayor meleset. Irwandi tetap tidak datang ke lokasi. Mayor mengaku memilih sasaran baru di Banda Aceh, lagi-lagi dengan harapan Irwandi datang ke tempat kejadian. “Itulah kenapa dilakukan di Bedeng Aneuk Galong, sebab sudah dekat dengan Banda Aceh,” lanjut Mayor.
Mayor mengatakan, pemilihan sasaran merupakan inisiatifnya sendiri dan bukan arahan Ayah Banta. “Itu saya lakukan karena kesal dengan Irwandi. Dialah yang menjadi sumber masalah ini,” kata Mayor yang mengaku begabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1998.
* Mayor Tembak Cagee dari Jarak 10 Meter
- Komentar Atas Konflik Intern Antar Sesama Kombatan GAM ?
JAKARTA - Kamaruddin alias Mayor mengaku menembak Saiful Cagee di Keude Matang Geulumpangdua, Peusangan, Bireuen beberapa waktu lalu menggunakan senjata jenis AK-56 dari jarak sekitar 10 meter dari korban. Pengakuan itu disampaikan Mayor saat menjadi saksi untuk terdawa Fikram alias Ayah Banta di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin (17/12).
Semula, kata Mayor, ia hanya mau menakut-nakuti Cagee dengan cara memberondong dinding ruko milik Cagee yang dijadikan warung kopi ‘Gurkha.’ “Tapi ternyata, Cagee ada di ruko itu dan ia langsung mendatangi saya untuk merebut senjata. Saat itulah saya melepaskan tembakan dan mengenai Cagee,” ungkap Mayor.
Disebutkan, Cagee adalah tim sukses Irwandi Yusuf dan sering juga menakut-nakuti masyarakat daerah itu. Pada peristiwa penembakan Cagee, menurut Mayor, dirirnya didampingi Dugok dan Ayah Darut.
Sedangkan pada peristiwa penembakan di Bedeng Aneuk Galong Titit, lanjut Mayor, dirinya didampingi Mansyur alias Mancuk.
Untuk melakukan serangkaian penembakan tersebut, Mayor mengaku merekrut Jamaluddin alias Dugok dan Mansyur alias Mancuk dan Ayah Darut. Mayor menyatakan menyesal karena aksi-aksi tersebut menelan korban jiwa. “Tidak ada rencana untuk membunuh orang, hanya untuk menakut-nakuti,” kata Mayor.
Menjawab pertanyaan Jaksa mengenai pemasangan bom pipa di Gureute, Mayor mengatakan ikut terlibat, tapi tidak ikut merakit bom. “Saya tidak tahu siapa yang membuat bom, karena setahu saya, bom sudah jadi saat dibawa dari Aceh Utara ke Geureute,” jelas Mayor. Sidang dilanjutkan Kamis pekan depan untuk mendengarkan saksi ahli dan saksi meringankan.(fik)
Pemilihan Sasaran Inisiatif Sendiri
PADA bagian lain, Mayor juga mengaku Fikram alias Ayah Banta memberikan tiga pucuk senjata laras panjang, terdiri dari dua jenis AK 56 dan satu M 16 kepadanya. “Ayah Banta menyerahkan senjata itu kepada saya di sebuah jalan di Blang Krueng, Aceh Utara,” kata Mayor saat menjawab pertanyaan JPU.
Senjata yang diserahkan Ayah Banta itu, kata Mayor, dimaksudkan untuk menembak Irwandi Yusuf yang ketika itu menjabat gubernur Aceh. Tapi, ternyata dugaan Mayor meleset. Irwandi tetap tidak datang ke lokasi. Mayor mengaku memilih sasaran baru di Banda Aceh, lagi-lagi dengan harapan Irwandi datang ke tempat kejadian. “Itulah kenapa dilakukan di Bedeng Aneuk Galong, sebab sudah dekat dengan Banda Aceh,” lanjut Mayor.
Mayor mengatakan, pemilihan sasaran merupakan inisiatifnya sendiri dan bukan arahan Ayah Banta. “Itu saya lakukan karena kesal dengan Irwandi. Dialah yang menjadi sumber masalah ini,” kata Mayor yang mengaku begabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1998.
No comments:
Post a Comment