TIKAR pandan seluas 2.000 meter per segi atau separoh lapangan sepak
bola diusulkan dibentangkan di arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VI.
Tikar tersebut saat ini sedang dirampungkan pengerjaannya di Pulau
Simeulue.
“Tikar tersebut akan menjadi simbol kebersamaan Aceh.
Kelak di atas bentangan tikar itulah kita menari dan menyanyi,” kata
Yopi Smong, seniman asal Simeulue yang menggagas pembuatan tikar raksasa
itu.
Ia mengharapkan Pemerintah Aceh dan Panitia PKA bisa
mengikutsertakan tikar tersebut di arena PKA. “Pengerjaannya sudah
rampung 50 persen. Tinggal penyelesaian 50 persen lagi,” katanya.
Tikar
tersebut dianyam oleh 99 penganyam dari berbagai daerah di Aceh,
menghabiskan bahan baku 3 ton pandan. Yopi mengatakan, penyelesaian
terhambat karena pihaknya kesulitan bahan baku dan biaya penganyaman.
“Kalau Pemerintah Aceh mau, tentu bisa kita rampungkan,” kata Yopi yang
sebelumnya telah berkeliling di sejumlah daerah di Indonesia
mempopulerkan ‘smong’ (kearifan lokal mengurangi risiko tsunami).
Yopi
Smong juga mengusulkan untuk menampilkan khasanah seni dunia dari
berbagai negara di arena PKA dan berbagai kesenian Aceh yang pernah
meraih rekor dunia Museum Rekor Indonesia atau Muri.
“Aceh adalah
bagian dari warga dunia dan PKA harus menjadi even dunia,” katanya
seraya mengusulkan diundang partisipasi dari negara Arab, Cina, Eropa,
dan Hindustan.
Sementara sejumlah kesenian Aceh yang telah meraih
rekor dunia-MURI adalah hikayat Muda Belia, didong 2013 orang, minum
kopi serentak 50.000 orang, Tari Saman Gayo, dan Medley Tari Sanggar Cut
Nyak Dhien.
“Alangkah indah apabila semua itu dipentaskan di atas
bentangan tikar pandan raksasa,” tambah Yopi yang sudah merampungka
sejumlah album musik.(fik)
No comments:
Post a Comment